Pada sekitar Th.1951 sesudah berakhirnya Agresi
Militer Tentara Belanda di Bumi Pertiwi Indonesia tercinta ini, dengan suasana
Negara dan Pemerintahan yang mulai terasa aman dan penuh kedamaian, maka
munculah kembali kerinduan dan keinginan saudara saudara tua SH PSC untuk
kembali Aktif menggerakkan Roda Roda Organisasi Persaudaraan yang sudah
terbengkelai sekian lama.
Dengan diprakarsai Alm. Bpk.Santoso Kartoatmodjo dan Bpk.Soetomo Mangkoedjojo
(Alm), maka berkumpulah para tua-tua SH PSC yang ada dikota Madiun dan sekitarnya.
Musyawarah Tua Tua Warga Persaudaraan SH PSC Th.1951 di kota Madiun saat itu Menelorkan Keputusan :
1. Menggantikan Nama Persaudaraan Setia Hati Pemuda Sport Club yang berbau
bahasa asing dengan aklamasi disetujui diganti dengan nama baru ‘PERSAUDARAAN
SETIA HATI TERATE’, yang terasa lebih luwes dan penuh arti.
2. Mengesyahkan Kepengurusan Persaudaraan Setia Hati Terate dengan Alm.
Bpk.Soetomo Mangkoedjojo dan Alm.Bpk.Santoso Kartoatmodjo sebagai Ketua
ketua-nya, dan didalam ‘kenyataan sejarah’ beliau berdua bergantian s/d Th 1966
sebagai Pimpinan Organisasi Persaudaraan SH Terate Pusat.
Persaudaraan Setia Hati Terate dibawah kepemimpinan Almarhum Bpk.Soetomo
Mangkoedjojo dan Alm.Bpk..Santoso Kartoatmodjo maju pesat kedaerah diluar
Madiun melebihi saat kepengurusan SH PSC masa lalu. Para Saudara Warga SH PSC
hampir seluruhnya sudah bergabung kedalam Persaudaraan Setia Hati Terate dan
Bersama sama memajukan Persaudaraan Setia Hati Terate dan kelihatan sangat maju
dan menonjol di masyarakat.
Periode Kepengurusan Th.1951 s/d Th 1955 Bpk.Soetomo Mangkoedjojo menjabat
sebagai Ketua SH Terate Pusat yang pertama berkedudukan di Kota Madiun, dengan
Susunan Kepengurusan SH Terate Pusat Madiun yang tercatat :
Ketua Umum : Bpk.Soetomo Mangkoedjojo
Sekretaris : Bpk. R.Soemadji
Bendahara : Bpk.R.Bambang Soedarsono
Dewan Pelatih : Bpk. Santoso Kartoatmodjo (KETUA)
Bpk. Mochamad Irsad
Bpk. Harsono
Bpk. Hardjo Pramudjo
Bpk. Badini
Bpk. Oemar Karsono
Tugas yang diemban Kepengurusan SH Terate Pusat yang tercatat:
1. Konsolidasi dengan Seluruh Cabang-Cabang SH Terate di kota Madiun dan kota
kota diluar Madiun.
2. Membuat Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga SH Terate.
3. Mengadakan Peninjauan dan Pelatihan Warga Cabang Madiun dan kota diluar
Madiun, dengan tercatat keaktifan Pengurus maupun Pelatih Pusat datang ke Solo,
Semarang, Jogyakarta, Ngawi, Mojokerto, Surabaya, Malang, Ponorogo dan lain
kota yang ada cabang SH Terate.
4. Mengaktifkan ‘Penarikan Iuran Bulanan’ warga di cabang-cabang SH Terate,
maupun sumbangan / sokongan ke Pusat di Madiun guna menggerakkan Roda
Organisasi Persaudaraan SH Terate.
5. Mengadakan Acara Tahunan Persaudaraan SH Terate Pusat, antara lain ‘Pengetan
Syuran’ yang dijatuhkan pada bulan Asyura dengan sekaligus Pengesyahan Warga SH
Terate yang menjadi sarana temu kangen warga cabang dengan pusat di Madiun. Dan
juga acara Halal Bi Halal yang diadakan setiap tahun di Madiun.
Pada Th.1952 Persaudaraan SH Terate Pusat mengadakan ‘Konggresnya Yang Pertama’
dengan di hadiri Seluruh Pengurus Pusat yang ada dikota Madiun plus Bpk.
Mochamad Irsad yang ada dikota Semarang, ditambah tamu-tamu yang diundang
adalah Bpk. Hardjo Mardjoet dari Pilangbango Madiun, Bpk. Soemo Soedardjo dari
Porong Malang, Bpk. Djendro Dharsono dari Surabaya, Bpk. Salyo Harso Oetomo
dari Pati, Bpk. Moertadji Widjaja dari Solo.
Pada Pertengahan Th. 1952 Bpk. Hadjar Hardjo Oetomo Pendiri Persaudaraan Setia
Hati ‘Pemuda Sport Club’ Pilangbango ‘Meninggal Dunia’ karena sakit tua yang
diderita beliau sekian lama, dan dimakamkan di Makam Desa Pilangbango.
Ki Hadjar Hardjo Oetomo adalah Seorang Pejuang Kemerdekaan Negara kita dan
mendapatkan Penghargaan Piagam Pengakuan Pemerintah Republik Indonesia sebagai ‘Veteran Pejuang Kemerdekaan
Republik Indonesia
‘.
Beliau memang tidak pernah mendirikan ‘Persaudaraan Setia Hati Terate’ tetapi
kelihatannya beliau ‘memberikan restu dan mengestoni’ pendirian SH Terate yang
merupakan ‘Lanjutan dan Penggantian’ SH Pemuda Sport Club (PSC) dengan bukti
Putra pertama beliau yang bernama Bpk. Harsono merupakan ‘Salah Satu Pendiri’
dan Pengurus Pusat Persaudaraan SH Terate dan ikut aktif menjadi ‘Pengurus
Dewan Pusat’ sampai belasan tahun tugas kerja.
Ibu Harsining adalah Putri kedua Bpk. Hardjo Oetomo, yang sudah mendahului
beliau wafat beberapa tahun sebelumnya. Ibu Harsining bersuamikan Bpk. Goenawan
Pamoedji yang sampai buku ini ditulis masih ‘sugeng’ dan bertempat tinggal di
Ponorogo dan menjadi sesepuh SH Terate Ponorogo.
Ibu Hardjo Oetomo sepeninggal Ki Hadjar Hardjo Oetomo, sebelum meninggal dunia
berkumpul menjadi satu dengan Bpk.Harsono bertempat di Gubeng Surabaya.
Pada akhir Th 1954 Bpk. Soetomo Mangkoedjojo sering meninggalkan kota Madiun ke Surabaya
karena panggilan tugas kerja di Bank Rakyat Indonesia.
Sebagai Ketua Umum SH Terate Pusat, beliau terpaksa menghandel tugas Organisasi
Persaudaraan dari Kota Surabaya dengan setiap ada acara penting beliau harus
bolak balik Surabaya~Madiun.
Pada Th 1955 diadakan Reformasi Kepengurusan Pusat SH Terate dengan susunan
Pengurus Pusat Periode Th.1955 s/d Th.1961 sebagai berikut :
Ketua Umum : Bpk. Santoso Kartoatmodjo
Sekretaris : Bpk. R Soemadji ( tetap )
Bendahara : Bpk.R.Bambang Soedarsono ( tetap )
Dewan Pelatih : Bpk.Soetomo Mangkoedjojo ( KETUA )
Bpk. Mochamad Irsad
Bpk. Harsono
Bpk. Hardjo Pramoedjo
Bpk. Badini
Bpk. Oemar Karsono
Dewan Pelatih beserta Pengurus Pusat SH Terate diwajibkan datang menghadiri
Rapat Kepengurusan Pusat, Acara Tahunan Persaudaraan yang berupa Acara Syuran
ataupun Halal Bi Halal dan lain-lain acara yang dianggap penting, dengan
mendapatkan penggantian Uang Transport (P-P) dari tempat asal.
Seperti halnya yang sering terjadi dengan Bpk. Soetomo Mangkoedjojo yang sering
mendapat tugas kerja di Surabaya dan Bpk.
Mochamad Irsad yang bertempat tinggal di Semarang.
Pada Periode Kepengurusan SH Terate Pusat Th.1955 s/d Th. 1961, hal-hal besar
yang telah dilaksanakan Pengurus Pusat adalah :
1. Pada pertengahan bulan Juli Th.1955 melaksanakan ‘Pemugaran Makam’ Almarhum
Bpk. Hardjo Oetomo dengan membelikan Kijing Baru dimakam Desa Pilangbango
Madiun, mengadakan ‘Selamatan Nyewu’ dan memberikan Tanda Bakti dan Tali Asih
kepada Ibu Hardjo Oetomo berupa Seperangkat Pakaian lengkap. Dan semua
pembeayaan disokong oleh seluruh Cabang SH Terate dan Para Donator Pengurus
Pusat.
2. Di akhir bulan Agustus Th.1955 mengadakan ‘Pengetan Syuran Th.1955’ dan
pengesyahan warga baru, dan acara tersebut selalu tiap tahun dilaksanakan.
3. Ikut berbela sungkawa dengan mengirimkan Karangan Bunga, menunjukkan diri
sebagai sahabat pada waktu meninggalnya Bpk. Wongsodikromo, Sawahan Gg.Tembus
Winongo pada tanggal 13 Pebruari Th.1956 yang merupakan sesepuh dari SH
Winongo.
4. Tanggal 23 Desember 1956 mengadakan ‘Pertemuan Pelatih’ dengan memanggil
wakil-wakil pelatih cabang dikumpulkan dipusat Madiun dan acara dipimpin
langsung oleh Dewan Pelatih SH Terate Pusat.
Di awal Th 1961 kembali digelar Reformasi Kepengurusan Pusat SH Terate untuk
periode tugas Th.1961 s/d Th.1966, dengan susunan kepengurusan sebagai berikut
:
Ketua Umum : Bpk. Santoso Kartoatmodjo ( tetap )
Sekretaris : Bpk. Soemadji ( tetap )
Bendahara : Bpk. Bambang Soedarsono ( tetap )
Dewan Pelatih : Bpk. Soetomo Mangkoedjojo ( KETUA )
Bpk. Harsono
Bpk. Badini
Bpk. Daroesalam
Bpk. Hardjo Pramoedjo
Bpk. Oetomo Moeljoprodjo
Bpk. RM.Imam Koes Soepangat **
** Th.1963 Bpk.RM Imam Koes Soepangat adalah ‘Golongan Muda’ yang mulai masuk
‘jajaran pengurus pusat’ menggantikan salah seorang dari Pengurus Pusat..
Pada Periode Kepengurusan Pusat SH Terate Th.1961 s/d 1966, Pekerjaan besar
yang telah dilaksanakan adalah :
1. Pertengahan Bulan Juni 1962 menyelenggarakan ‘Peringatan Syuran -62’ di
Pusat Madiun dengan Ketua Panitya Bpk.Soetomo Mangkoedjojo.
2. Tanggal 29 September 1962 SH Terate Pusat mengundang Seluruh Pimpinan Cabang
SH Terate, mengadakan Musyawarah Kerja SH Terate di Madiun.
3. Tanggal 27 April 1963 mengadakan Pertemuan Pelatih Pusat dengan Para Pelatih
Cabang SH Terate dengan acara ‘Penyamaan Jurus SH Terate’.
4. Tanggal 14 Juni 1963 mengadakan ‘Peringatan Syuran-63’ diselenggarakan
secara gabungan antara Pusat dengan Cabang SH Terate Madiun.
Sesudah Th.1964 Pusat Setia Hati Terate terjadi lagi ‘ ke-vaccum-an
kepengurusan’ dengan banyaknya para pengurusnya yang tidak bisa aktif, bahkan
banyak yang terpaksa harus mengundurkan diri karena alasan ‘pengaruh politik’
yang baru memanas waktu itu ( biarpun didalam persaudaraan sudah di ikrarkan
dengan bulat bahwa persaudaraan yang kekal dan abadi adalah yang utama dengan
tidak membeda-bedakan dan mempersoalkan agama, ras keturunan dan politik yang
di anut masing-masing warganya ).
Th. 1965 s/d 1966 adalah ‘Turunnya Awan Kelabu’ menggelayuti Pusat dan
Cabang-cabang Persaudaraan Setia Hati Terate dengan beberapa warga sepuh yang
sangat banyak sekali jasanya terhadap SH Terate terpaksa tidak dapat aktif
kembali Sebagai Pengurus Pusat maupun Pengurus Cabang bahkan beberapa dari
pinisepuh tersebut ditahan oleh pemerintah yang berwenang , hilang ataupun
‘meninggal dunia’ karena ‘dianggap’ tersangkut dengan partai terlarang waktu itu
( Semoga Arwah Beliau mendapatkan tempat yang lapang disisi Allah YME dan
diberi ketabahan Iman kepada Istri dan Putra – Putri beliau yang ditinggalkan –
Amiin ).
Awal Th.1966 Dengan sudah berakhirnya Kepengurusan lama, ditambah dengan hilang
/ tidak bisa aktifnya beberapa Pengurus Pusat Inti, maka Kepengurusan SH Terate
Pusat dipercayakan kembali dari Bpk.Santoso Kartoatmodjo kepada Bpk. Soetomo
Mangkoedjojo sebagai Ketua Pusat dan dibantu Bpk.RM Imam Koes Soepangat dan
beberapa Warga Sepuh sebagai Pengurus Dewan Pusat.
Didalam Kepengurusan baru ini dapat dilihat, Pengurus Pusat SH Terate sudah
mulai berdampingan antara ‘Golongan Warga Sepuh dengan Golongan Warga Muda’.
Bpk.RM Koes Soepangat yang kebetulan ‘tokoh pemuda’ di kota Madiun, adalah
putra kemenakan dari Bpk.RM Koesnindar (Alm) Bupati Madiun saat itu yang sangat
dekat hubungannya dengan Bpk.Hassan Djojoadisoewarno tokoh sepuh dari SH PSC
dan pada jaman Bpk. R. Soewarno masih ‘jadi jagonya’ Setia Hati bertanding di
Arena Pasar Malam Madiun, Selalu Bpk. RM Koesnindar jadi Pengagum dan ‘Botoh’
beliau.
Menjadi kenyataan setelah Kepengurusan Organisasi dipegang Para Warga Muda dan
Para Sesepuh ‘mengesuh dan mengawal’ dari belakang terjadi pengembangan yang
luar biasa hebatnya, dimana Persaudaraan Setia Hati Terate sangat dikenal
dimasyarakat sampai sekarang dan warganya tersebar diseluruh Indonesia bahkan
sampai keluar negeri.
Kalau di urut kebelakang, seluruh Pengurus dan Pinatua yang berada didalam
Kepengurusan Persaudaraan Setia Hati Terate di Pusat Madiun maupun yang
didaerah daerah pada masa awal kebangkitan, semuanya kalau tidak Warga Ex Setia
Hati PSC Pilangbango ya murid murid beliau beliau, memang tidak ada lain.
Sehingga kalau dikatakan dengan bahasa kebenaran Ilmu Setia Hati warga SH Terate
‘ satu jalur lurus’ dengan Ilmu Setia Hati PSC Pilangbango dengan kenyataan
mereka terdiri antara guru dan murid.
Bpk.Hardjo Mardjoet mempunyai murid antara lain :
1) Bpk. Badini : Salah satu Pendiri Persaudaraan Setia Hati Terate dan menjabat
sebagai Ketua-II Dewan Pusat sebelum beliau wafat.
2) Bpk. Salyo Harso Oetomo : Pernah memimpin Setia Hati PSC di Kota Pati dan
menjadi Sesepuh SH Terate di kota
Jogyakarta dengan siswa siswa antara lain :
• Ir.Djoko Koencoro
• Ir.Soekamto
• Drs.H Moh.Ngemron M.Psi ( bergabung ke PSH )
3) Bpk.Pamudji (Comm Laut Pnw) : Menjadi sesepuh SH Terate Jakarta.
Bpk. Mochamad Irsad mempunyai murid antara lain :
1) Bpk.RM.Imam Koes Soepangat : Almarhum adalah orang yang sangat besar jasanya
dalam menjaga ‘tetap exis-nya’ SH Terate dan menjadi Ketua Dewan Pusat SH
Terate sampai beliau wafat. Siswa beliau antara lain:
• Bpk. Drs H. Tarmadji Budi Harsono yang sudah dibimbing oleh beliau s/d Tk-III
(3e Trap),
• Bpk. Ir. Sakti Tamat
• Bpk. Ir. Wiyono.
2) Bpk.Koeswanto : Beliau yang diserahi tugas melatih Bp. Koes Siswa Bp.
Mochamad Irsad di Madiun.
3) Bpk.Widharto : Almarhum adalah Sesepuh SH Terate Jakarta dan Bandung.
Bpk.Wongso Soedarmo : Beliau adalah siswa Ki Hadjar Hardjo Oetomo sewaktu
sama-sama ditahan dipenjara Cipinang Jatinegara. Mempunyai murid antara lain :
1) Bpk.Djendro Dharsono : Pernah memimpin Setia Hati ‘PSC’ Cabang Solo dan
menjadi Sesepuh SH Terate Surabaya dengan salah satu Siswanya adalah:
• Bp. Darmo Sanjata, Sesepuh SH Terate Malang.
2) Bpk.Moertadji Widjaja : Memimpin Setia Hati ‘PSC’ Solo menggantikan
Bp.Dharsono dan menjadi Sesepuh Setia Hati Terate Solo dengan Siswanya adalah:
• Bp.Slamet Riyadi, penyusun dan penulis buku ini.
3) Bpk. Padmo Siswojo : Pernah memimpin SH ‘PSC’ Solo bersama Bp.Moertadji W
dan Sesepuh SH Terate Solo
Bpk. Santoso Kartoatmodjo : Beliau mempunyai putra yang bernama:
1) Bpk. Soewignyo Dibyo Mertono : yang juga sudah diwarisi Ilmu Seti Hati
beliau sampai dengan 3eTrap (Deerde Trap) dan siswa Bpk.Wignyo yang kita kenal
adalah
• Bp.Prof DR.Noegroho
• Bp. Soeharli
• Bp.DR.Edi Leksono.
Bpk. Soetomo Mangkoedjoyo : Beliau mempunyai putra yang bernama:
1) Bpk.Bambang Tunggul Wulung (Alm)
2) Bpk. Bambang Gunung Susetyaning Prang (Alm)
Dimana beliau berdua menjadi pelatih dan Sesepuh Warga SH Terate dibanyak kota.
Bpk.Hassan Djojoadisoewarno : Beliau berdua dengan Alm Bp.Njono Wardojo
kakak beradik, adalah siswa siswa Ki Hadjar Hardjo Oetomo yang menjadi Saksi
Sejarah dan Nara Sumber dari penulisan naskah ini. Siswa yang sudah dibimbing
oleh beliau sampai dengan 3e Trap (DeerdeTrap) adalah:
1) Bp.Ir Djoko Koencoro
2) Bp.Drs. H. Moh.Ngemron, M.Psi
3) Bp.Slamet Riyadi ‘ penulis naskah ini ‘.
Dan masih banyak lagi ‘Para Pendiri Awal’ Setia Hati PSC beserta putra putri
beliau berikut seluruh siswa-siswanya yang tersebar diseluruh Nusantara ini,
yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu ( penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya karena kurangnya bahan masukan ).
Hampir semua Pinisepuh-pinisepuh kita dari Setia Hati PSC Pilangbango yang
kenyataannya pada era Kepengurusan Setia Hati Terate menjadi Sesepuh dan
Pelatih karena kenyataannya memang ‘satu garis lurus’ dalam ilmu setia hati
yang diterima dan diwariskan. Beliau sekarang sudah meninggalkan kita semua,
namun tetap kita harapkan terhubungnya tali komunikasi dari putra putri beliau
ataupun siswa siswa beliau yang sekarang ini masih meneruskan cita cita luhur
mengembangkan Ilmu Setia Hati, sehingga tali ikatan persaudaraan ini bisa tetap
kita pelihara bersama.
Sumber Ajaran Pencak Silat yang diterima Ki Hadjar Hardjo Oetomo dari gurunya
Ki Ngabehi Soerodiwiryo adalah himpunan jurus jurus pencak silat yang disarikan
dari berbagai perguruan dan diujudkan sebanyak 36 (tiga puluh enam) jurus pokok
dengan jurus no.29 sengaja tidak diajarkan, tentang mengapa jurus 29 tidak
diajarkan kepada muridnya dapat dibaca dan dipahami pada‘buku riwayat pencipta
persaudaraan setia hati’
Pada jaman Ki Hadjar Hardjo Oetomo menjalani masa tahanan 6 th di Rumah Penjara
Cipinang Jatinegara Jakarta, beliau menciptakan jurus pencak silat ‘permainan
bawah’ yang di sarikan dari 36 jurus ‘permainan atas’ tanpa meninggalkan pakem
jurus aslinya.
Jurus ‘permainan bawah’ ini diajarkan kepada siswa nya untuk ‘2e Trap’ ( tweede
trap ) dari ‘Setia Hati PSC’ sebanyak 24 jurus plus 1 jurus kunci.
Untuk ajaran pencak silat di ‘3e Trap’ ( deerde trap ), beliau juga mensarikan
36 jurus tingkat – 1 diambil intinya menjadi 1 (satu) jurus saja yang diajarkan
kepada siswa ‘ 3e trap ‘ selain menerima ‘ajaran kebatinan’ 3e trap.
Demikianlah uraian singkat dalam penulisan kami yang sebenarnya penulis ini
hanya merupakan ‘talang atur’ dari para sepuh persaudaraan setia hati PSC
pilangbango yang bercerita tentang ‘Sejarah yang hampir dilupakan mengenai
adanya Persaudaraan SH Pemuda Sport Club Pilangbango dan Riwayat
Pengembangannya’.
Semoga arwah para pinisepuh yang telah mendahului kita, diterima Allah Yang
Maha Esa dan diberikan tempat yang layak disisi Nya.
0 komentar:
Posting Komentar